JAKARTA – Pada Youth Economic Summit (YES) 2024, CORE Indonesia mengungkapkan bahwa populasi kelas menengah di Indonesia terus menurun dan mereka terus bertahan hidup dengan “makan tabungan”.
“Pendapatan yang menurun dan tabungan yang menipis menunjukkan banyak keluarga hanya bertahan dengan ‘makan tabungan,” Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohamad Faisal.
Dalam laporan Brief Report CORE Economic Outlook 2025, CORE Indonesia menyebutkan terdapat tekanan global terhadap ekonomi kelas menengah. Terjadi penurunan proporsi kelas menengah dari 21,45% pada 2019 menjadi 17,44% pada 2023.
Youth Economic Summit (YES) 2024 merupakan sebuah forum diskusi ekonomi bertema “Towards an Inclusive Digital & Green Economy”. Acara ini digelar di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Sabtu 23 November 2024.
CORE Indonesia bekerja sama dengan Suara.com memprakarsai acara yang diramaikan dengan diskusi, film, pentas musik, hingga stand-up comedy yang menyatukan gagasan segar tentang transformasi ekonomi.
Tantangan Ekonomi Indonesia di Tengah Stagnasi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, membuka acara dengan menyoroti stagnasi ekonomi Indonesia yang bertahan di angka 5% selama dua dekade terakhir.
Rachmat Pambudy mengajak berbagai pihak untuk merefleksikan kebijakan ekonomi yang ada dan mencari pendekatan baru guna keluar dari jebakan kelas menengah atau middle-income trap.
“Saya merasa perlu evaluasi mendalam atas kebijakan selama ini. Kita butuh lompatan inovatif agar ekonomi kita tumbuh lebih dari sekadar angka 5%,” ujarnya.
Founder CORE Indonesia, Hendri Saparini, menegaskan pentingnya revitalisasi industri dengan strategi kolaborasi lintas sektor, harmonisasi kebijakan, dan penguatan daya saing.
“Kolaborasi adalah kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Hendri.
Suara Generasi Muda: Komunike untuk Masa Depan.
Salah satu sorotan YES 2024 adalah peluncuran Komunike Komunitas Muda, hasil diskusi panjang Raung Gagasan sejak Februari hingga Oktober 2024. Aspirasi pemuda meliputi komitmen terhadap gaya hidup ramah lingkungan dan pengurangan emisi karbon dan pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan untuk mendukung ekonomi.
Kemudian, juga ada aspirasi tentang perlindungan pekerja kreatif digital, penguatan keamanan siber, dan pengembangan ekonomi digital yang inklusif. Serta usulan subsidi pendidikan tinggi untuk kelompok ekonomi bawah dan dukungan pembiayaan fleksibel untuk kelas menengah.
Generasi muda juga menyoroti pentingnya reformasi kebijakan ekonomi untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan produktif.
“Kami butuh pemerintah untuk mendukung regulasi sederhana, akses pendanaan lebih luas, dan insentif guna mengembangkan potensi lokal,” ujar salah seorang perwakilan komunitas.
Pesan Melalui Film: Perlawanan terhadap Deforestasi.
Sesi kedua acara menampilkan film dokumenter “17 Surat Cinta” karya Dandhy Laksono, yang memotret perjuangan masyarakat Aceh melawan deforestasi ilegal di Suaka Margasatwa Rawa Singkil.
“Hutan-hutan ini adalah benteng terakhir bagi megafauna langka seperti badak, gajah, dan harimau Sumatra. Kita tidak bisa tinggal diam,” tegas Dandhy.
Peran Media dalam Transformasi Ekonomi.
Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, menekankan peran strategis media sebagai katalisator perubahan sosial dan ekonomi.
“Media bukan hanya penyampai informasi, tapi penghubung antara data, gagasan, dan aksi nyata,” katanya.
Penampilan Nadin Amizah sebagai Penutup Penuh Kehangatan.
Acara ditutup dengan penampilan memukau dari Nadin Amizah yang membawakan lagu-lagu hits seperti Sorai dan Bertaut. Suasana hangat dan penuh refleksi pun menjadi penutup sempurna bagi rangkaian diskusi yang membangun harapan baru bagi masa depan ekonomi Indonesia.
YES 2024 terselenggara berkat dukungan berbagai mitra, termasuk Ovo, Pupuk Indonesia, Pertamina, Mind ID, Adaro, BRI, Telkomsel, dan lainnya.
Forum ini menjadi simbol komitmen lintas sektor untuk membangun ekonomi Indonesia yang lebih inklusif, hijau, dan berdaya saing di era digital.