apa-itu-generasi-sandwich-gen-z

Mengenal Generasi Sandwich: Generasi dengan Tanggungan yang Lebih Berat dari Rindunya Dilan

Generasi sandwich merupakan salah satu istilah finansial yang semakin popular. Istilah ini melekat kepada generasi muda yang memasuki usia produktif. Sebenarnya, apa itu generasi sandwich?

Generasi sandwich ini menghadapi beban yang cukup unik, yaitu “terjepit” di antara tuntutan untuk menghidupi dua generasi sekaligus—generasi di atas (orang tua) dan generasi di bawah (anak-anak).

Tidak hanya secara finansial, tanggung jawab generasi sandwich ini juga mencakup aspek emosional dan fisik. Terjepit sana sini seperti sandwich.

Apa pengertian generasi sandwich dan apa masalah utama yang dihadapi generasi sandwich? WaniMoni akan mengulasnya di artikel ini. Baca hingga selesai.

Apa Itu Generasi Sandwich?

Generasi sandwich merujuk pada kelompok orang dewasa, biasanya berusia antara 30 hingga 50 tahun, yang berada di tengah-tengah tanggung jawab merawat orang tua yang sudah lanjut usia, sambil membesarkan anak-anak yang masih membutuhkan dukungan penuh.

Ibaratnya, generasi ini terjepit di antara dua generasi, selayaknya isi sandwich yang berada di antara dua lapisan roti.

Fenomena ini semakin umum terjadi, terutama di negara-negara dengan kultur kekeluargaan yang kuat seperti Indonesia.

Banyak orang dewasa yang harus mendukung orang tua mereka, baik secara finansial maupun emosional, sambil juga mengurus kehidupan keluarga mereka sendiri.

masalah-generasi-sandwich-gen-z-milenial

Masalah Utama yang Dihadapi Generasi Sandwich.

Generasi sandwich sering menghadapi sejumlah masalah besar yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka, baik secara mental, emosional, maupun finansial. Berikut beberapa tantangan utama yang sering dihadapi:

1. Tekanan Finansial Ganda.

Salah satu masalah terbesar bagi generasi sandwich adalah tekanan finansial. Mereka tidak hanya harus memenuhi kebutuhan mereka dan anak-anak, seperti pendidikan dan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga harus menanggung biaya perawatan orang tua yang sudah lanjut usia

Biaya medis, perawatan harian, hingga kebutuhan khusus orang tua dapat menguras pendapatan bulanan, yang sering kali membuat mereka kesulitan untuk menabung atau berinvestasi untuk masa depan sendiri.

2. Stres dan Beban Emosional.

Merawat dua generasi dengan kebutuhan yang berbeda tentu saja memberikan tekanan emosional yang besar. Di satu sisi, mereka harus menjadi orang tua yang mendukung perkembangan anak-anak mereka, dan di sisi lain, mereka harus menjadi anak yang berbakti kepada orang tua yang semakin membutuhkan perhatian.

Kombinasi ini tentu saja dapat menimbulkan stres, kelelahan mental, dan bahkan berdampak pada kesehatan mental bagi generasi sandwich, jika tidak dikelola dengan baik.

3. Kurangnya Waktu untuk Diri Sendiri.

Prioritas generasi sandwich terpecah antara mengurus orang tua, membesarkan anak, dan bekerja, sehingga waktu untuk beristirahat, bersosialisasi, atau merawat diri sendiri menjadi sangat terbatas.

Dengan banyaknya tanggung jawab, generasi sandwich sering kali tidak memiliki waktu untuk diri sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental yang berkepanjangan.

4. Perencanaan Keuangan yang Terkorbankan.

Ketika semua pendapatan diarahkan untuk kebutuhan keluarga dan orang tua, generasi sandwich sering kali kesulitan untuk menabung atau berinvestasi bagi masa depan mereka sendiri.

Kondisi ini bisa menjadi masalah besar di masa depan, terutama ketika mereka memasuki usia pensiun dan tidak memiliki cukup tabungan atau aset untuk menopang kebutuhan hidup mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *